Penginderaan Jauh: Langkah-Langkah Analisis Hasil Penginderaan Jauh dan Komponen-Komponen Penginderaan Jauh

5. Langkah-langkah Analisis Hasil Penginderaan jauh
Langkah-langkah yang ditempuh untuk mendpatkan data geografi dari hasil normal penginderaan jauh antara lain:
a. Deteksi
Penginderaan atas adanya suatu objek artinya penentuan ada atau tidaknya suatu objek pada citra atau upaya utnuk mengetahui benda dan gejala di sekitar kita dengan menggunakan alat penginderaaan (sensor). Untuk bisa mendeteksi benda atau gejala di sekitar kita, penginderaan tidak dilakukan secara langsung atas benda, melainkan dengan mengkaji hasil rekaman dari foto udara atau satelit.
b. Identifikasi
Ada tiga ciri utama benda yang tergambar pada citra berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor adalah sebagai berikut:
1) Spektoral, ciri spektoral adalah ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dan benda yang dinyatakan dengan zona dan warna.
2) Spatial, ciri spatial adalah ciri yang terkait dengan ruang yang meliputi bentuk, ukuran, bayangan, pola, teknis, situs, dan asosiasi.
3) Temporal, ciri temporal adalah ciri yang terkait dengan unsur benda atau saat perekaman.
c. Pengenalan
Pengenalan objek dilakukan untuk mengklasifikasikan objek yang tampak pada citra berdasarkan pengetahuan tertentu.
d. Analisis
Analisis merupakan proses untuk menunjukan kelompok-kelompok yang mempunyai kekhususan tersendiri.
e. Deduksi
Objek yang tampak langsung pada foto udara menjadi bukti yang mengarah ke suatu titik. Proses tersebut merupakan tahap deduksi yang akan menghasilkan hipotesis kerja.
f. Klasifikasi
Klasifikasi meliputi deskripsi dan pembatasan dari objek yang terdapat pada citra.
g. Idealisasi
Idealisasi merupakan penyajian hasil interpretasi citra ke dalam bentuk peta yang siap pakai.

6. Komponen-Komponen Sistem Penginderaan Jauh
Komponen-komponen yang digunakan untuk menjelaskan sistem penginderaan jauh adalah berikut ini:
a. Sumber tenaga
Tenaga dibutuhkan dalam penginderaan jauh karena digunakan untuk menyindari objek permukaan bumi dan memantulkan pada sensor.
Tenaga yang digunakan dalam penginderaan jauh dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
1) Tenaga alamiah
Tenaga alamiah bersumber pada sinar matahari. Tenaga yang bersumber pada matahari disebut juga sebagai tenaga pasif.
2) Tenaga buatan
Tenaga buatan berupa gelombang mikro, tenaga seperti ini disebut juga sebagai tenaga aktif.
b. Atmosfer
Merupakan perantara atau media sumber tenaga yang sampai ke objek.
c. Objek
Adalah sasaran yang akan diteliti objek dapat di bumi maupun du luar bumi (angkasa)
d. Sensor
Sensor adalah alat perekam objek dapat berupa kamera atau non kamera. Berdasarkan pada proses perekamannya maka sensor dapat dibedakan menjadi dua lainnya:
1) Sensor fotografik
Sensor fotografik merekam objek melalui proses kimiawi yang dapat dipasang pada pesawat udara maupun satelit yang berbentuk kamera dan bekerja pada spektrum tampak mata. Sensor fotografi menghasilkan citra foto (foto udara) jika kamera dipasang di pesawat udara dan citra satelit (foto satelit) jika kamera dipasang di satelit.
2) Sensor Elektromagnetik
Sensor elektromagnetik merupakan sensor yang bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik yangdirekam pada pita magnetik selanjutnya dapat diproses menjadi data visual atau digital. Sensor elektromagnetik beroprasi pada spektrum yang lebih luas yaitu sinar X sampai gelombang radio yang menghasilkan citra.
e. Wahana
Wahana adalah kendaraan yang membawa sensor untuk mendapatkan data penginderaan jauh. Wahana yang digunakan antara lain: helikopter, pesawat, balon udara, roket, satelit, dll
f. Hasil penginderaan jauh (citra)
Citra adalah gambaran yang tampak dari suatu objek yan sedang diamati sebagai hasil rekaman alat penginderaan. Citra dibedakan menjadi citra foto dan citra non foto.
1) Citra foto
Citra foro adalah foto yang dibuat dari pesawat terban dengan kamera sebagai sensornya serta menggunakan spektrum tampak mata. Citra foto dapat dibedakan menjadi berdasarkan spektrum elektromagnetik, sudut kamera, sudut pandang, dan warna yang digunakan. Berdasarkan pada spektrum elektrimagnetik dapat dikelompokan menjadi pankromatik, foto infra merah dan ultra violet.
Sesuai dengan kepekaan filmnya, foto udara dibedakan atas foto udara ultraviolet, foto arthokromatik, foto pankromatik hitam putih, foto pankromatik berwarna, foto infra merah hitam putih, foto infra merah berwarna, foto multispektral.
Berdasarkan pada sumber kamera, citra foto dibedakan menjadi foto udara vertikal dan foto udara miring/condong. Citra foto vertikal adalah sumber kamera tegak lurus pada bidang horisontal, sedangkan foto miring adalah citra fot yang dibuat menyudut dengan permukaan bumi.
Berdasarkan sudut pandang kamera, citra foto dapat dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu:
a) Sudut normal, sudut pandang 60o dengan panjang fokus kamera antara 17 cm sampai dengan 21 cm.
b) Sudut besar, sudut pandang antara 950 dengan panjang fokus kamera antara 10cm sampai dengan 15,2 cm.
c) Sudut sangat besar, sudut pandang 1200 dengan panjang kamera antara 7,7cm sampai dengan 8,8 cm..
2) Citra Non Foto
Citra Non Foto dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
a) Citra infra merah thermal, berdasarkan pada temperatur tiap objek di permukaan bumi yang dipancarkan ke sensor,
b) Citra gelombang mikro dan citra radar, berdasarkan energi alami (sistem pasif) dan energi buatan (sistem aktif),
c) Citra satelit, gambar ini dibuat dari satelit yang mengorbit ke bumi. Sebutan untuk citra satelit, antara lain sebagai berikut:
(1) Citra Riros, untuk cuaca
(2) Citra Landsat, pada ketinggian 915 km di atas permukaan bumi
(3) Citra Skylab, mengorbit pada ketinggian 425 km dari permukaan bumi yang membuat citra pada konvensional yang menggunakan spektrum mata dan infra merah dekat
(4) Citra Gemini, Citra Apolo, Sayus,dsb