Kamis, 26 Mei 2011

QUIZ GRATIS LIBURAN

Nah, disini saya mau ngasih info+ngajak anda sekalian untuk ikutan kuis ini.
Kuisnya adalah lomba gitu deh :p untuk info klik disini
AYOO JOIN DAN MENANGKAN HADIAHNYA
ASLI LOH dari indonesia.travel website resmi dari pariwisata Indonesia
AYO GABUNG LANGSUNG YAAA :))

Jumat, 20 Mei 2011

Perindustrian: Menentukan Lokasi Industri

2. Menentukan Lokasi Industri

Pemilihan lokasi industri mempunyai arti sangat penting. Hal ini karena lokasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kontinuitas proses dan kegiatan industri. Tujuan dari penentuan lokasi industri adalah untuk memperbesar keuntungan dengan menekan biaya produksi dan meraih pasar yang luas.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendirian Industri
Faktor-faktor untuk menentukan lokasi industri suatu industri dapat dibedakan menjadi dua macam:
1) Faktor pokok meliputi lokasi bahan baku, sumber tenaga kerja, biaya angkutan, daerah pemasaran dan sumber energi.
2) Faktor tambahan, meliputi iklim, kebijaksanaan pemerintah di bidang industri dan ketersediaan air.
b. Teori Lokasi Industri
Teori lokasi muncul untuk menentukan lokasi yang terbaik secara ekonomis bagi suatu industri.
1) Teori lokasi industri dari Weber
Teori lokasi industri dari Webber dikenal dengan sebutan least cost location. Isi pokok teori Webber adalah lokasi industri dipilihkan di tempat-tempat yang biayanya paling minimal.
2) Teori lokasi industri optimal dari Losch
Teori lokasi optimal dari Losch berdasarkan permintaan. Menurut Losch, lokasi optimal suatu industri adalah lokasi yang dapat menguasai wilayah pemasaran terluas.
3) Analisis wilayah pasar model Hotteling
Tujuan pasar model Hotteling adalah menganalisis strategi lokasi dua industri yang bersaing di pasar. Menurut Hotteling elastisitas permintaan akan mendorong difusi industri.
4) Pendekatan Perilaku menurut Pred
Pred menyusun matrik perilaku yang dapat digunakan untuk menganalisis pengambilan keputusan tentang berbagai lokasi. Pada prinsipnya, lokasi industri menurut Pred ditentukan berdasarkan perilaku pengambilan keputusan.
Menentukan lokasi industri atas dasar bahan baku, pasar, biaya angkut, tenaga kerja, modal, tekhnologi, peraturan dan lingkungan dapat dilakukan dengan klasifikasi sebagai berikut:
a. Lokasi industri dekat dengan bahan baku jika:
1) Bahan baku yang digunakan mudah rusak,
2) Pengangkutan barang jadi lebih mudah jika dibandingkan dengan pengangkutan bahan baku,
3) Bahan baku yang digunakan lebih berat daripada produk yang dihasilkan.
b. Lokasi industri berdasar pasar, jika:
1) Produksi yang dihasilkan lebih berat dibandingkan dengan bahan baku,
2) Bahan baku yang digunakan tidak mudah rusak,
3) Wilayah pasar luas,
4) Produksi yang dihasilkan lebih mudah rusak setelah pengolahan,
5) Faktor prestise (gengsi lebih dipentingkan, misalnya industri periklanan/advertising).
c. Lokasi industri berdasarkan biaya angkut, berarti sedapat mungkindidirikan di daerah yang lancar transportasinya baik jumlah hasil produksinya maupun bahan-bahan baku yang diperlukan.
d. Lokasi industri berorientasi pada tenaga kerja
Tenaga kerja dalam industri erkaitan dengan dua hal, yaitu:
(1) Kuantitas atau jumlah tenaga kerja yang ditampung oleh industri
(2) Kualitas atau mutu tenaga kerja yang dimiliki industri
e. Lokasi industri berdasarkan modal da tekhnologi
Lokasi industri perlu diperhitungkan, besarnya modal yang dibutuhkan dalam proses produksi, dan perlu memiliki tekhnologi yang menjadikan industri lebih efisien. Dalam tekhnologi yang dipertimbangkan sumber tenaga yang paling tepat digunakan, seperti tenaga hewan, tenaga air, tenaga listrik, tenaga gas, batubara, atau minyak bumi.
f. Lokasi industri berdasarkan peraturan dan lingkungan
Berkaitan dengan hal ini, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah no.29 tahun 1986 tentang pelaksanaan analisis dampak lingkungan (AMDAL), atau analisis mengenai dampak lingkungan.

Senin, 16 Mei 2011

BAB II. PERINDUSTRIAN DAN PERTANIAN

1. Perindustrian
Instrustri berasal dari industria yang diartikan sebagai kegiatan ekonomi bagian dari proses produksi, yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan baku menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dari sudut pandang geografi industri merupakan perpaduan-perpaduan subsistem fisis dengan subsistem manusia. Subsistem fisis yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri, yaitu meliputi komponen-komponen lahan, bahan mentah atau bahan baku, sumber-sumber energi dan iklim dengan segala proses ilmiahnya. Sedangkan subsistem manusianya meliputi komponen-komponen tenaga kerja, kemampuan tekhnologi, tradisi, keadaan politik, keadaan pemerintahan, transportasi dan komunikadi, konsumen, pasar dan sebagainya, sehingga menjadi barang yang bernilai bagi masyarakat.
a. Pengertian Industri
Ada beberapa penjelasan tentang pengertian industri.
1) Industri berasal dari bahasa latin yaitu industria yang artinya buruh(tenaga kerja) dan industrios yang artinya kerja keras.
2) Industri artinya bagian dari proses produksi dimana yidak mengambil langsung dari alam untuk dikonsumsi, tetapi bahan-bahan itu diolah lebih dahulu sehingga menjadi barang yang berguna bagi masyarakat.
3) Menurut Encyclopedia Americana, industri diartikan sekelompok kegiatan yang mengusahakan benda-benda ekonomi dan penggunaanya.
4) Industri dalam arti sempit ialah kegiatan industri yang hanya terbatas pada tipe kegiatan ekonomi sekunder yaitu segala macam usaha atau kegiatan yang sifatnya mengubah atau mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
5) Industri dalam arti luas adalah suatu kegiatan dalam usahanya untuk meningkatkan produktifitas dalam kegiatan ekonomi.
6) Mnurut G.T. Rennes, industri adalah aktifitas ekonomi manusia yang dilaksanakan secara terorganisasi dan sistematis.
7) Menurut UU RI No.5 Tahun 1984, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai lebih atau barang jadi menjadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Menurut Roswto pertumbuhan dan perkembangan industri dibedakan menjadi 5 tahap, yaitu:
1) The traditional society (masyarakat tradisional)
Suatu masyarakat yang strukturnya dibangun dalam fungsi terbatas, ilmu pengetahuan dan tekhnologi sangat sedrhana dan berenghasilan rendah.
2) The Precondition for take off (pra kondisi menuju tinggal landas)
Merupakan bentuk masyarakat dalam masa peralihan. Nilai dan cara-cara tradisional mulai dirasakan tidak cocok. Sedangkan nilai-nilai baru muncul dan sangat dibutuhkan. Secara perlahan perubahan-perubahan pun mulai terjadi.
3) Take off (masa tinggal landas)
Merupakan masa dimana berbagai kendala terhadap pertumbuhan sudah dapat diatasi. Niali-nilai dan terobosan baru yang jelas dapat menimbulkan kemajuan masyarakat yang makin luas.
4) The drive to maturity (menju ke arah kedewasaan)
Tahap menuju kedewasaan atau kematangan adalah suatu tahap kegiatan perekonomian yang tumbuh secara terus menerus. Produktivitas dari keguatan industri sangat berarti menentukan pendapatan nasional.
5) The age of high masa concumtion (suatu masa masyarakat berkonsumsi tinggi)
Masa konsumsi tinggi ditandai dengan adanya perkembangan kegiatan industri lebih ditujukan untuk menhasilkan barang-barang konsumsi yang tahan lama.
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa:
1) Kegiatan ekonomi yaitu aktivitas manusia yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan yang bertujuan menghasilkan barang dan jasa.
2) Bahan mentah yaitu bahan yang didapat dari sumber daya alam dan yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjt.
3) Bahan baku industri yaitu bahan mentah yang diolah dapat dimanfaatkan sebagai sarana industri.
4) Barang setengah jadi yaitu bahan mentah atau bahan baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses produksi yang dapat diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
5) Barang jadi , yaitu barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk konsumen akhir.
6) Rencana bangun yaitu kegiatan industri yang berhubungan dnegan perencanaan pendirian industri secara keseluruhaan atau bagian-bagiannya.
7) Rekayasa industri yaitu kegiatan yang berhubungan dengan pernacangan dan pebuatan mesin-mesin (peralatan pabrik) dan peralatan industri lainnya.
8) Mengolah menjadi barang dengan nilai lebih penggunaanya yaitu menjadikan barang lebih tinggi baik secara ekonomi maupun pemanfaatannya.
b. Keuntungan industri
Industri banyak memberikan keuntungan. Berikut ini keuntungan industri antara lain:
1) Memperbesar kegunaan bahan mentah. Semakin banyak bahan mentah yang diolah dalam perindustrian, semakin besar pula manfaat yang diperoleh.
2) Memperluas lapangan pekerjaan.
3) Menambah penghasilan penduduk, sehingga menambah pekerjaan kemakmuran.
4) Mengurangi ketergantungan Indonesia pada luar negri.
5) Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
6) Menghasilkan aneka barang yang diperlukan oleh masyarakat.
7) Kegiatan ekonomi menjadi lebih leluasa karena tidak semata-mata tergantung pada lingkungan alam.
8) Menambah devisa negara.
c. Syarat-syarat mendirikan industri
1) Adanya sumber daya alam yang mellimpah menyediakan bahan mentah dan dasar.
2) Terdapatnya tenaga ahli yang terampil di bidangnya yang mampu menjebatani proses produksi dan pengelolahan sumber daya alam.
3) Banyak modal yang dapat menunjang produksi dan pemasaran.
4) Kondusi daerah yang memilik fasilitas transportasi yang lancar agar dapat menjalankan distribusi.
5) Manajemen yang baik untuk memperlancar dan mengatur proses produksi, serta kejujuran dalam melaksanakan tugas.
6) Daerahnya memiliki masyarakat yang siap kearah industri.
d. Klasifikasi Industri
Klasifikasi secara umum
1) Di Indonesia, usaha kegiatan industri dikelompokan menjadi empat kelompom, yaitu:
Jenis Industri Penjelasan
Kelompok 1 Aneka industri dan kerajinan, terdiri dari industri makanan dan minuman, industri kerajinan logam.
Kelompok 2 Industri logam dan elektronika, terdiri dari industri logam dasar (besi/baja, y\timah dan kabel), industri mesin (kendaraan, mesin-mesin, kapal) dan industri elektronika (radio, televisi, alat listrik).
Kelompok 3 Industri kima, terdiri dari industri pupuk, gelas, garam dan gas.
Kelompok 4 Industri sandang dan tekstil, terdiri atas industri serat sintetis, pemintalan, perajutan dan konveksi (pakaian jadi)

2) Klasifikasi secara khusus:
a) Berdasarkan bahan baku
(1) Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunnya diambil langsung dari alam, yang dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
- Industri reproduktif adalah industri yang mengambil bahan bakunya dari alam, tetapi selalu mengganti kembali setelah mengambilnya.
- Industri manufaktur adalah industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi, hasilnya digunakan untuk industri lain.
(2) Industri non ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunnya diambil dari tempat lain atau disediakan oleh industri lain.
(3) Industri fasilitatif, yaitu industri yang menjual jasa.
b) Berdasarkan jumlah tenaga kerja
(1) Industri besar≥3000 orang
(2) Industri sedang=20-30 orang
(3) Industri kecil=5-19 orang
(4) Industri rumah tangga=1-4
c) Berdasarkan asal modal
(1) Industri PMDN (penanaman modal dalam negri_
Adalah industri yang modalnya secara keseluruhan berasal dari penanaman modal dalam negri oleh para pengusaha swasta nasional atau pemerintah.
(2) Industri PMA (penanaman modal asing)
Adalah industri yang modalnya sebagaian besar atau keseluruhan berasal dari penanaman modal asing. Contoh: PT. Cocacola, PT. Uniliver, dan lain-lain
(3) Industri patungan
Adalah industri yang modalnya berasal dari kerja sama antar swasta nasional dan industri asia dengan presentase jumlah modal yang sesuai dengan peraturan penanaman modal di Indonesia.
d) Berdasarkan produktivitas
(1) Industri primer yaitu industri yang tidak memerlukan pengelolahan lebih lanjut.
(2) Industri sekunder yaitu industri yang menghasilkan barang-barang yang memerlukan pengolahan lebih lanjut.
(3) Industri tertier adalah industri yang bergerak di bidang jasa.
e) Berdasarkan lokasi
(1) Market oriented industry adalah industri yang berorientasi pada pasar.
(2) Suppy oriented industry adalah industri yang berorientasi pada pengolahan.
(3) Raw oriented industry adalah industri yang berorientasi pada bahan mentah/bahan baku.
(4) Power oriented industry adalah industri yang berorientasi padasumber tenaga/tenaga kerja.
f) Berdasarkan modal dan daya tampung kerja
(1) Industri padat modal (capital intensive) adalah industri yang lebih banyak menggunakan modal untuk membentuk uang dan peralatan dengan tekhnologi tinggi daripada menggunakan tenaga manusia.
(2) Industri padat karya (labour intensiveI adalah industri yang lebih banyak membutuhkan dan menggunakan tenaga kerja manusia.
g) Berdasarkan hasil produksi
(1) Industri berat yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin dalam produksi, bahan baku dan bahan penolong.
(2) Industri ringan adalah industri yang menghasilkan barang-barang jadi.
(3) Industri campuran adalah industri yang memproduksi lebih dari satu macam barang.
h) Berdasarkan tahapan produksi
(1) Industri hulu atau industri dasar adalah industri yang mengolah bahan mentah, bahan baku dan bahan setengah jadi.
(2) Industri hilir adalah industri yang mengolah bahan-bahan setengah jadi menjadi brang jadi.
i) Berdasarkan bahan dasarnya
(1) Industri dasar adalah industri yang menghasilkan bahan dasar untuk industri lain.
(2) Industri konveksi adalah industri yang menghasilkan pakaian jadi.
(3) Industri perakitan/assembling adalah industri yang mengusahakan perakitan mesin-mesin untuk memproduksi barang jadi.
(4) Industri trafik adalah industri yang semua bahan mentahnya diimpor.
j) Berdasarkan bahan klasifikasi departemen perindustrian
(1) Industri kimia dasar adalah industri yang mengolah lahan mentah menjadi bahan baku atau bahan jadi menggunakan modal kerja yang besar, keahlian tinggi serta tekhnologi maju,
(2) Industri logam dasar eliputi kelompok industri bahan logam dan produksi dasar, industri motor mesin, perlengkapan pabrik, industri peralatan listrik dan industri alat angkutan.
(3) Aneka industri, ditujukan untuk menghasilkan bermacam-macam barang kebutuhan.
(4) Industri kecil adalah industri yang bergerak dengan jumlah tenaga kerja sedikit, modal relatif kecil, pemasaran terbatas, penggunaan peralatan sangat sederhana.

2. Menentukan Lokasi Industri

Pemilihan lokasi industri mempunyai arti sangat penting. Hal ini karena lokasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kontinuitas proses dan kegiatan industri. Tujuan dari penentuan lokasi industri adalah untuk memperbesar keuntungan dengan menekan biaya produksi dan meraih pasar yang luas.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendirian Industri
Faktor-faktor untuk menentukan lokasi industri suatu industri dapat dibedakan menjadi dua macam:
1) Faktor pokok meliputi lokasi bahan baku, sumber tenaga kerja, biaya angkutan, daerah pemasaran dan sumber energi.
2) Faktor tambahan, meliputi iklim, kebijaksanaan pemerintah di bidang industri dan ketersediaan air.
b. Teori Lokasi Industri
Teori lokasi muncul untuk menentukan lokasi yang terbaik secara ekonomis bagi suatu industri.
1) Teori lokasi industri dari Weber
Teori lokasi industri dari Webber dikenal dengan sebutan least cost location. Isi pokok teori Webber adalah lokasi industri dipilihkan di tempat-tempat yang biayanya paling minimal.
2) Teori lokasi industri optimal dari Losch
Teori lokasi optimal dari Losch berdasarkan permintaan. Menurut Losch, lokasi optimal suatu industri adalah lokasi yang dapat menguasai wilayah pemasaran terluas.
3) Analisis wilayah pasar model Hotteling
Tujuan pasar model Hotteling adalah menganalisis strategi lokasi dua industri yang bersaing di pasar. Menurut Hotteling elastisitas permintaan akan mendorong difusi industri.
4) Pendekatan Perilaku menurut Pred
Pred menyusun matrik perilaku yang dapat digunakan untuk menganalisis pengambilan keputusan tentang berbagai lokasi. Pada prinsipnya, lokasi industri menurut Pred ditentukan berdasarkan perilaku pengambilan keputusan.
Menentukan lokasi industri atas dasar bahan baku, pasar, biaya angkut, tenaga kerja, modal, tekhnologi, peraturan dan lingkungan dapat dilakukan dengan klasifikasi sebagai berikut:
a. Lokasi industri dekat dengan bahan baku jika:
1) Bahan baku yang digunakan mudah rusak,
2) Pengangkutan barang jadi lebih mudah jika dibandingkan dengan pengangkutan bahan baku,
3) Bahan baku yang digunakan lebih berat daripada produk yang dihasilkan.
b. Lokasi industri berdasar pasar, jika:
1) Produksi yang dihasilkan lebih berat dibandingkan dengan bahan baku,
2) Bahan baku yang digunakan tidak mudah rusak,
3) Wilayah pasar luas,
4) Produksi yang dihasilkan lebih mudah rusak setelah pengolahan,
5) Faktor prestise (gengsi lebih dipentingkan, misalnya industri periklanan/advertising).
c. Lokasi industri berdasarkan biaya angkut, berarti sedapat mungkindidirikan di daerah yang lancar transportasinya baik jumlah hasil produksinya maupun bahan-bahan baku yang diperlukan.
d. Lokasi industri berorientasi pada tenaga kerja
Tenaga kerja dalam industri erkaitan dengan dua hal, yaitu:
(1) Kuantitas atau jumlah tenaga kerja yang ditampung oleh industri
(2) Kualitas atau mutu tenaga kerja yang dimiliki industri
e. Lokasi industri berdasarkan modal da tekhnologi
Lokasi industri perlu diperhitungkan, besarnya modal yang dibutuhkan dalam proses produksi, dan perlu memiliki tekhnologi yang menjadikan industri lebih efisien. Dalam tekhnologi yang dipertimbangkan sumber tenaga yang paling tepat digunakan, seperti tenaga hewan, tenaga air, tenaga listrik, tenaga gas, batubara, atau minyak bumi.
f. Lokasi industri berdasarkan peraturan dan lingkungan
Berkaitan dengan hal ini, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah no.29 tahun 1986 tentang pelaksanaan analisis dampak lingkungan (AMDAL), atau analisis mengenai dampak lingkungan.

3. Pertanian

a. Pengertian Pertanian
Pertanian dalam arti luas adalah sema kegiatan yang meliputi bercocok tanam, perikanan, peternakan dan kehi\utanan. Indonesia termasuk negara agraris, artinya sebagian besar dari penduduk hidup di pertanian.
b. Faktor Pendorong Pertanian
Adapun faktor yang mendorong pertanian diantaranya:
1) Keadaan fisis yang baik untuk pertanian, diantaranya: tanah yang luas dan subur, iklim yang baik, dan lapisan tanah yang gembur dan cukup tebal
2) Susunan penduduknya menurut mata pencahariannya menunjukan ±10% penduduk Indonesia hidup dari pertanian
3) Sektor pertanian menghasilkan lebih dari 50% dari pendapatan nasional
4) Penduduk Indonesia cukup banyak, sehingga pertanian membutuhkan banyak tenaga kerja
c. Jenis-jenis Pertanian
Berdasarkan pengelolaanya, pertanian dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Pertanian rakyat adalah pertanian yang diusahakan oleh rakyat. Pertanian ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik konsumsi sendiri maupun konsumsi lokal. Ciri-ciri: modal kecil, lahan sempit, dikelola sederhana, tenaga kerja sederhana, tenaga kerja keluarga sendiri, peralatan sendiri.
2) Pertanian besar adalah pertanian yang diusahakan oleh perusahaan, baik swasta maupun BUMN. Pertanian ini bertujuan untuk keperluan ekspor atau bahan baku industri. Ciri-ciri: modal usaha besar, lahan luas, dikelola secara modern.
Berdasarkan jenis tanamannya pertanian dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Pertanian tanaman pangan, adalah usaha pertanian yang berupa bahan pangan. Tanaman pangan dibedakan menjadi tiga yaitu, jenis padi-padian, jenis palawija (ketela pohon, ketela rambat, umbi-umbian, kacang tanah dll) dan jenis holtikultura (buah dan sayuran)
2) Pertanian tanaman perkebunan, adalah usaha pertanian yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan perdagangan besar. Tanaman perkebunan dapat dibedakan menjadi tanaman perkebunan musiman (tebu,tembakau,dll) dan tanaman perkebunan tahunan (kopi,karet, coklast,dll)
Berdasarkan lahannya pertanian dibedakan menjadi empat, yaitu:
1) Bersawah adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sawah dengan jenis tanaman padi.
Jenis-jenis sawah meliputi
1) Sawah irigasi, yaitu sawah yang menggunakan perairan secara teratur
2) Sawah tadah hujan, aytiu sawah yang menggunakan perairan dengan air huajan
3) Sawah lebak, yaitu sawah yang diusahakan di bantaran sungai besar saat penghujan
4) Sawah bancah, yaitu sawah yang diusahakan di daerah pantai dekat muara sungai. Sawah ini juga dinamakan sawah pasang surut
2) Berladang adalah usaha bercocok di lahan kering, pada saat musim hujan dan dilakukan dengan cara berpindah-pindah
3) Bertegal, adalah usaha bercocok tanam di lahan kering dengan memanfaatkan air hujan. Hasilnya jagung, kacang, ketela dll
4) Berkebun, adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sekitar rumah (pekarangan)
d. Faktor Pendorong dan Penghambat Usaha Pertanian Indonesia
Faktor pendorong usaha pertanian Indonesia:
1) Pengaruh iklim muson menyebabkan berjenis-jenis flora dapat tumbuh dengan subur
2) Tanah di Indonesia subur
3) Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
Faktor penghambat usaha pertanian Indonesia:
1) Kemarau panjang
2) Hama tanaman (tikus, wereng dan belalang)
3) Penyimpangan iklim
4) Faktor manusia
e. Usaha Pemerintah memajukan pertanian
Pemerintah telah menempuh dua usaha dalam rangka meningkatkan hasil pertanian, yaitu:
1) Usaha dalam jangka pendek meliputi:
a) Memperluas pemakaian bibit-bibit unggul, jenis PB, IR, Bengawan dan lain-lain
b) Memperluas pemakaian pupuk dan pemberantasan hama dan mendirikan kursus-kursus tani untuk memberitahukan pertanian
c) Mengadakan badan-badan: Bulgonas (Badan Usaha Logistik Nasional), Dolog (Depot Logistik), BUUD (Badan Usaha Unit Desa), KUD (Koperasi Unit Deas)
2) Usaha jangka panjang meliputi:
a) Membuka tanah pertanian baru diluar jawa
b) Pembuatan waduk dan saluran irigasi
c) Mendirikan pabrik pupuk

4. Mengidentifikasi Aglomerasi Industri

a. Pengertian Aglomerasi Industri
Aglomerasi industri adalah pemusatan industri di suatu kawasan tertentu dengan tujuan agar pengelolahan dapat optimal.
Gejala aglomerasi industri itu disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1) Adanya persaingan industri yang semakin hebat dan semakin banyak
2) Melaksanakan segala bentuk efisiensi di dalam penyelenggaraan industri
3) Untuk meningkatkan produktifitas hasil industri dan mutu produksi
4) Untuk memberikan kemudahan bagi kegiatan industri
5) Untuk mempermudah kontrol dalam tenaga kerja, bahan baku dan pemasaran
6) Untuk menyongsong perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik yang dimulai tahun 2010
7) Melakukan pemerataan lokal industri sesuai dengan jumlah secara tepat dan berdaya guna serta menyediakan fasilitas kegiatan industri yang berwawasan lingkungan.
b. Penyebab Aglomerasi Industri
Terjadinya aglomerasi indsutri biasanya disebabkan oleh hal-hal berikut:
1) Kondisi geografis,
2) Menumpuknya bahan baku yang hanya pada suatu tempat,
3) Tenaga alam dan tenaga kerja manusia tidak tersebar rata,
4) Pembangunan sarana dan prasarana yang tidak merata
Keberhasilan proses aglomerasi (pemusatan) industri banyak ditentukan oleh faktor tekhnologi, lingkungan, produktivitas modal, SDM, manajemen dan lain-lain. Sarana transportasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap aglomerasi industri.

5. Perindustrian di Indonesia

a. Ciri-ciri Perindustrian di Indonesia
1) Industri-industri di daerah bersifat mendukung perekonomian nasional
2) Indrustri-industri yang dikembangkan di daerah bertumpu pada pertumpuan daerah, khususnya agroindustri
3) Berusaha pada peningkatan mutu produksi dalam rangka orientasi ekspor
4) Diadakan usaha pembinaan penyuluhan dan pembimbimngan dalam rangka peningkatan kemampuan berproduksi, penggunaan tekhnologi tepat guna, serta kemampuan manajemen dan pemasaran.
b. Faktor-faktor yangsangat menguntungkan bagi pembangunan industri di Indonesia
1) Kekayaan bahan baku melimpah seperti kayu, karet, timah, besi, bauksit dan lainnya,
2) Lalu lintas dan sarana pengangkutan semakin maju,
3) Jumlah penduduk yang sangat besar sebagai konsumen dan sebagai faktor tenaga,
4) Adanya bantuan dan perlindungan pemerintah, lebih-lebih Indonesia selalu bekerja sama dengan negara lain.
Faktor-faktor penghambat industri:
1) Kekurangan modal kerja
2) Terbatasnya tenaga kerja yang terampil dan ahli
3) Pemasaran hasil industri kurang lancar
4) Kualitas barang yang dihasilkan barang rendah
5) Infrastruktur yang kurang memadai
6) Komponen bahan baku tertentu masih tergantung dari luar negri
7) Sikap mental masyarakat yang lebih menyukai produk buatan luar negri
8) Adanya iklim usaha yang kurang sehat (masih terdapat monopoli)
c. Faktor-faktor umum yang mempengaruhi perkengangan industri
High Smith mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi usaha dan kegiatan industri itu ke dalam hal-hal sebagai berikut:
1) Faktor sumber daya, menyangkut bagian bahan mentah, sumber energi, penyediaan air, iklim dan bentuk lahan.
2) Faktor sosial, antara lain tenaga kerja, keterampilan, kemampuan tekhnologis dan kemampuan mengorganisasi.
3) Faktor ekonomi, menyangkut pemasaran, transportasi, modal, nilai dan harga tanah.
4) Faktor kebijaksanaan pemerintah, yang mempengaruhi usaha dalam perkembangan industri, misalnya berupa ketentuan-ketentuan perpajakan dan tarif, pembatasan ekspor-impor, pembatasan jumlah beupa ketentuan-ketentuan perpajakan dan tarif, pembatasan ekspor-impor, pembatasan jumlah dan macam industri dan pengembangan kondisi dan iklim yang menguntungkan usaha,
d. Persebaran daerah industri di Indonesia
Persebaran daerah industri selama PJPT (Pembangunan Jangka Panjang Tingkat) di Indonesia menunjukan hampir setiap daerah provinsi di Indonesia telah ada kegiatan industri. Karena kondisi wilayah yang berbeda-beda, sebagai pusat pertumbuhan kawasan industri berbeda-beda.
Pusat pertumbuhan kawasan industri tersebut dapat dibagi sebagai berikut:
1) Zona Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)
• Wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Sumatera Timur,
• Wilayah Sumatera Selatan dan Lampung,
• Wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur,
• Wilayah Kalimantan Timur,
• Wilayah Sulawesi Selatan
2) Zona Industri Kimia Dasar
Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Sumatera Sleatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Sleatan dan Nusa Tenggara Timur,
3) Zona Industri Logam Dasar
Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur
4) Kemungkinan WPPI atas Dasar Industri Utama
Wilayah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur Wilayah Kalimantan Barat dan Riau, Wilayah Maluku dan Irian.



6. Bentuk-bentuk Kerjasama Industri Antar Negara

Bentuk kerjasama industri antar negara anatara lain :
a. ASEAN (Association South East Asian Nation)
Pada tahun 1980 telah disepakati adanya Basic Agreement on ASEAN Industrial Project. Realisasi proyek kerja sama industri di lingkungan ASEAN, misalnya didirikan adanya pabrik pupuk urea di Indonesia dan Malaysia.
b. UNIDO (United Nations Industrial Development Organizations)
Organisasi ini berada di bawah naungan PBB didirikan untuk memberikan berbagai bantuan teknis program-program pelatihan, penelitian dan penyediaan berbagai informasi yang berkaitan dengan peluang peningkatan kegiatan perdagangan dan industri
c. GATT (General Agreement on Tarriffs and Trade)
GATT adalah suatu perjanjian dagang internasional yang bertujuan untuk memperluas perdagangan internasional sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan dunia
d. ILO (International Labour Organization)
Organisasi ini merupakan badan khusus PBB yang bertujuan untuk memperbaiki syarat-syarat kerja dan syarat-syarat hidup buruh di seluruh dunia
e. JETRO (Japan External Trade Organization)
Organisasi ini bertujuan untuk mengurus investasi bisnis Jepang di luar negri dan bantuan manejemen bagi perusahaan di negara mitranya yang diantaranya adalah juga mengurus investasi sektor industri.
Selain bentuk kerjasama internasional, Indonesia juga melakukan hubungan bilateral dengan berbagai negara
a. Kerjasama dengan Malaysia, dalam pendirian industri, ekspor-impor hasil industri, dan sebagainya.
b. Kerjasama dengan Jepang terutama dalam investasi modal berbentuk join venture dan kerjasama dalam bentuk ekspor impor.
c. Kerjasama dengan Amerika Srikat, antara lain usaha patungan dalam industri pembuatan alat-alat komunikasi, industri pesawat terbang dan industri pertambangan.
d. Kerjasama dengan Australia, yaitu Australia merupakan investor utama dalam mendukung industri pariwisata.

Kerjasama industri antar negara dapat dilakukan dalam bidang tekhnologi, modal, bahan baku, tenaga kerja, pemasaran.
a. Tekhnologi
Pada umumnya bentuk kerjasama di bidang ini berupa alih tekhnologi. Indonesia melakukan alih tekhnologi dengan beberapa negara.
b. Modal
Modal industri dapat berupa patungan atau bagi hasil antara peminjam modal (debitor) dan pemberi modal (kreditor) Indonesia dapat menerima modal dari luar negri asal tidak terikat pada peraturan tertentu.
c. Bahan Baku
Kerjasama dalam hal bahan baku dilakukan jika suatu negara tidak memiliki atau tidak memenuhi kebetuhan suatu industri. Indonesia juga mengimpor barang-barang dari luar negri, yang dapat dikelempokan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Bahan-bahan baku/penolong, misalnya bahan-bahan kimia, kertas, benang tenun, besi, baja, kapas, pupuk.
2) Barang-barang impor, misalnya motor listrik, kendaraan, traktor, pia-pipa besi/baja.
3) Barang-barang konsumsi, misalnya tepung terigu, obat-obatan, susu ikan, bahan pakaian dan beras.
d. Tenaga Kerja
Kerjasama bidang tenaga kerja antara negara maju dengan negara berkembang adalah:
1) Bagi negara berkembang seperti Indonesia perlu mendatangkan tenaga ahli dari negara maju,
2) Bagi negara maju sering memerlukan tenaga kerja untuk industri yang bersifat padat karya, dengan membuka pabrik di negara yang banyak memiliki sumber daya manusia dalam jumlah besar.
e. Pemasaran
Bentuk pemasaran dalam industrialisasi berupa kegiatan ekspor-impor. Barang-barang yang diekspor oleh Indonesia adalah karet, minyak bumi, timah, kayu, kopra, kopi, gula, tembakau, minyak kelapa, sawit, lada dan hasil hutan.

7. Perbandingan Industri Indonesai dengan Industri Negara Maju

Persebaran industri di negara maju (develompent countries) atau disebut negara-negara G7, meliputi Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Italia, dan Jepang yang pada umumnya dikenal dengan sebutan industri padat modal. Sebaliknya, negara-negara sedang berkembang (developing countries) seperti di Indonesia dikenal dengan sebutan industri padat karya.
Di bawah ini dapat dilihat perbandingan industri negara-negara maju, yaitu:
a. Perindustrian di Amerika Serikat
Amerika Serikat merupakan negara industri yang terbesar di dunia, karena didukung oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1) Kaya akan bahan mentah dan bahan tambang,
2) Modal cukup besar dan kuat,
3) Ilmu pengetahuan dan tekhnologi sudah maju,
4) Manajemen atau organisasi sudah teratur,
5) Pemakaian standar produksi tepat,
6) Pembentukan trust dan kartel-kartel pada setiap perusahaan,
7) Pembagian kerja dan sistem spesialisasi.
Daerah-daerah industri Amerika Serikat antara lain:
1) Industri Lokomotif dan gerbong kereta api Amerika Serikat,
2) Industri Galangan kapal di New York dan Philadelphia,
3) Industri pesawat terbang di Los Angles, San Diego, dan Seatle, industri besi dan baja yang menghasilkan mobil dan mesin mobil dan mesin, di Birmingham, Clevenland, Pittsburg, Detroit Chicago dan Duluth.
b. Perindustrian di Inggris
Perindustrian di Inggris sangat maju karena kaya barang tambang, sumber tenaga dan jaringan transportasinya lancar. Daerah-daerah industri di Inggris dan hasilnya antara lain:
1) London, Brimingham, dan Oxford memproduksi mesin-mesin mobil dan pesawat terbang.
2) Industri tekstil di Glasgow, Lancashire, dan Menchester,
3) Industri d\galangan di New Castle, London, Peasly, dan Greenock.
c. Perindustrian di Perancis
Perindustrian di Perancis sangat maju karena kaya akan sumber tenaga air sebagai pembangkit tenaga listrik dan kaya barang tambang sperti batu bara, bauksit, bijih bisi, minyak bumi.
Daerah-daerah industri Perancis antara lain:
1) Kota Paris dan sekitarnya terdapat industri logam, tekstil dan lainnya,
2) Bagian utara dekat Lilie dan Rijzel terdapat industri gula dan tekstil,
3) Di daerah lembanh Rhone dan Saone dekat Paris terdapat industri mobil,
d. Perindustrian di Jerman
Industri Jerman sangat maju karena banyak sumber tenaga, barang tambang, transportasi sangat maju, dan upah buruh murah.
Daerah industri di Jerman antara lain:
1) Munich, tempat produksi minuman air, industri penerbitan, alat optik, dan tekstil,
2) Stutgart, pusat pabrik mobil Mercedez-benz atau kedokteran,
3) Berlin barat, merupakan tempat pembuat alat-alat listrik, industri percetakan dan penerbiatan.
e. Perindustrian di Belanda
Kemajuan industri di Belanda didukung tersedianya sumber tenaga (batu bara, gas alam) sumber daya alam (tanah liat dan garam)
Daerah industri di Belanda antara lain:
1) Industri tekstil di Belanda di Enschede dan Amelo,
2) Industri pesawat terbang di Fokker dan di Amsterdam,
3) Industri galangan kapal terbesar di Amsterdam dan Roterdam.
f. Perindustrian di Jepang
Perindustrian di Jepang dapat muali berkembang pesat karena hal-hal sebagai berikut:
1) Tenaga buruh murah, terlatih dan terampil,
2) Memiliki tenaga ahli cukup banyak,
3) Industri Jepang umumnya berlangsung selama 24 jam setiap hari,
4) Dikerjakan dengan ilmu dan tekhnologi modern serta modal yang besar,
5) Kaya akan batu bara putih,
6) Memiliki pelabuhan-pelabuhan alam yang baik untuk pertanian,
7) Pemerintah iktu memajukan industri yaitu, dengan mengadakan proteksi dan politik dumping,
8) Perindustrian di negara tetangga belum maju sepesat Jepang.
Kawasan industri yang penting di Jepang adalah sebagai berikut:
1) Kawasan industri Keihin, terletak di Kwante sekitar teluk Tokyo. Kota-kota industri antara lain: Yokohama, Tokyo, Kawasaki, hasil industrinya berupa besi baja, mobil, galangan kapal, elektronika, tekstil, kimia, kamera, penyulingan minyak, kertas, percetakan.
2) Kawasan industri Hanchin, terletak di daratan Kinki sekitar teluk Osaka, di kawasan ini terdapat tiga kota industri yaitu:
a) Osaka, kota industri tekstil terbesar di Jepang,
b) Kyoto, tempat industri kerajinan, mainan anak-anak, vermis dan sastra,
c) Kobe, tempat industri mobil, galangan kapal, besi baja, mesin-mesin penyulingan minyak, kimia dan alt-alat listrik.
3) Kawasan industri Chukyo terletak di daratan Nobi, sekitar teluk Ise di kawasan ini terdapat kota industri terkenal yaitu:
a) Nagoya, kota industri pesawat terbang dan lokomotif,
b) Hamamatsu, kota industri alat-alat musik.

8. Kawasan Industri, Kawasan Berikat dan Relokasi Industri

a. Kawasan Industri (Industrial Estate)
1) Pengertian kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri pengelolaan yang dilengkapi dengan sarana dan fasilitas penunjang lainnya serta dikelola oleh perusahaan kawasan industri.
2) Tujuan pembangunan kawasan industri adalah sebagai berikut:
a) Untuk mempercepat pertumbuhan industri,
b) Untuk memberikan kemudahan bagi kegiatan industri,
c) Untuk mendorong kegiatan industri supaya berlokasi di kawasan industri,
d) Menyediakan fasilitas lokal industri yang berwawasan lingkungan.
b. Kawasan Berikat (Bonded Zone)
Kawasan berikat disebut juga Export Processing Zone.
1) Pengertian Kawasan Berikat
Kawasan berikat adalah suatu kawasan dengan batas-batas tertentu di wilayah pabean Indonesia yang didalamnya diberlakukan ketentuan khusus di bidang pabean.
2) Fungsi kawasan berikat adalah:
a) Sebagai tempat penyimpanan dan pengolahan produk atau komoditas perdagangan yang berasal dari luar negri, sebelum barang tersebut dipasarkan,
b) Sebagai tempat penyimpanan, menimbun dan megolah atau mengemas komoditas yang berasal dari dalam negri untuk tujuan ekspor.
3) Ciri-ciri utama kawasan berikat yang hampir umum dimiliki seluruh negara adalah:
a) Bebas impor bahan baku, bahan penunjang, dan peralatan,
b) Keringanan atau penundaan pajak, pada umumnya diberikan untuk periode tertentu (biasanya 3 sampai 10 tahun) yang dikenal sebagai tax holiday,
c) Penyederhanaan perizinan dan administrasi, hampir semua negara yang membuka kawasan berikat memberikan kemudahan termasuk dalam hal dokumen pabean untuk ekspor-impor,
d) Instuktur penunjang berupa prasarana dan sarana lengkap,
e) Subsidi tarif jasa pelayanan umum, pada umumnya dinikmati oleh perusahaan-perusahaan berikut ini.
c. Relokasi Industri
1) Pengertian relokasi industri
Relokasi industri yaitu pemindahan industri dari negara maju ke negara berkembang.
2) Alasan relokasi industri yaitu:
a) Di negara berkembang upah buruh lebih murah dibandingkan negara maju,
b) Mengurangi tingkat polusi atau pencemaran negara maju,
c) Negara yang dituju mempunyai tenaga kerja yang sesuai,
d) Memperbesar dan memperluas usaha industri,
e) Memperluas pemasaran hasil industri.
3) Keuntungan relokasi industri bagi negara yang dituju, yaitu:
a) Menambah dan memperluas lapangan pekerjaan,
b) Menambah pendapatan negara dari sektor pajak,
c) Alih tekhnologi dari negara maju,
d) Permodalan langsung dari negara yang memindahkan industri.

BAB I . PETA

Pertama kali dibuat oleh bangsa BAbilonia berupa lempengan berbentuk tablet dari tanah liat sekitar 2300 SM. Pemetaan di jaman Yunani Kuno sangat maju pesat. Pada saat itu, Konsep dari Aristoteles bahwa bumi berbentuk bola bundar telah dikenal oleh para ahli filsafat (sekitar 350SM) dan mendapat kesepakatan dari semua ahli bumi. Sepanjang periode pertengahan. Peta-peta wilayah Eropa didominasi dengan cra pandang agama. Sementara itu, ilmu kartografi terus berkembang dengan lebih praktis dan realistis di wilayah Arab, termasuk daerah Mediterania. Tentu saja, cara pembuatan peta masih dilukis dengan tangan, dimana penyebarannya masih sangat dibatasi. Penemuan alat cetak pembuat peta semakin banyak tersedia pada abad 15. Peta pada mulanya dicetak menggunakan papan kayu yang sudah diukir berupa peta. Peta terus berkembang pada abad 17, 18, dan 19 secara lebih akurat dan nyata menggunakan metode-metode yang ilmiah.
Sekarang peta hampir digunakan di setiap lini kehidupan. Anda tahu GPS dalam ponsel pintar Anda? GPS adalah aplikasi berbasis tekhnologi peta. Titik berat penggunaan GPS adalah kemampuan memberikan data akurat tentang keberadaan dan fasilitas-fasilitas terdekat yang bisa dijangkau akan dapat diketahui dengan cepat.

Prinsip-prinsip Dasar Peta dan Pemetaan
Pengertian Peta.
Secara umum peta adalah gambaran secara menyeluruh mengenai permukaan bumi pada bidang datar dengan ukuran dan skala tertentu dan menggunakan suatu proyeksis yang telah ditentukan. Berikut ini definisi para ahli kartogafi tentang pengertian peta:
Menurut ICA (International Cartographic Associatin)
Peta adalah suatu gambaran atau resperentasi unsur-unsur kenampakan-kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa.
Menurut Erwin Raisz
Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang dipekecil sebagaimana kenampakannya jika dilihat dari atas dengan ditambahi tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal.
Menurut R.M. Soetardjo Soejosoemarno
Peta merupakan suatu lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil perbandingan ukuran yang disebut dengan skala.
Jenis-Jenis Peta
Peta dapat dibedakan menurut skala, isi, objek yang dipetakan dan bentuknya.
Berdasarkan skala
Ada 5 jenis peta skala dalam khasanah ilmu geografi yaitu:


Jenis Peta Penggunaan
Peta Kadaster
(1:100 s.d. 1:5000) Untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah.
Peta skala besar
(1:5000 s.d. 1:250.000) Untuk menggambarkan darah yang relatif sempit, misalnya kelurahan, kecamatan, dll.
Peta skala sedang
(1:250.000 s.d. 1:500.000) Untuk menggambarkan daerah yang agak luas, misalnya daerah provinsi, daerah kota.
Peta skala kecil
(1:500.000 s.d. 1:1.000.000) Untuk menggambarkan peta yang lebih luas, suatu negara
Peta skala geografis
(<1:1.000.000) Untuk menggambarkan kelompok negara, benua, atau dunia.



Berdasarkan isi
Peta umum atau peta ikhtisar.
Peta menggambarkan suatu daerah di permukaan bumi secara umum. Jenis peta ada 2 yaitu:
Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk relief/tinggi rendahnya dari permukaan bumi.
(2) Peta Corografi adalah peta yang menggambarkan daerah yang sangat luas, misalnya Negara, benua dan lain sebagainya.
Peta dunia adalah peta umum yang berskala kecil menggambarkan seluruh dunia dalam satu peta.
Peta khusus atau peta tematik.
Peta yang menggambarkan satu atau dua kenampakan yang ada di permukaan bumi, contoh peta-peta tematik antara lain:
Peta geologi, menerangkan struktur batuan dan sifatnya yang dapat mempengaruhi permukaan bumi.
Peta tanah air, menggambarkan pesebaran tanah dan air dalam suatu daerah.
Peta irigasi, menggambarkan saluran irigasi dari suatu daerah. Biasanya disertai sungai dan waduk.
Peta transportasi, menggambarkan jalur-jalur lalu lintas baik darat, laut maupun udara.
Peta arkeologi, menggambarkan penyebaran letakpeninggalan benda-benda purba,
Peta ishoyet, menggambarkan banyaknya curah hujan di suatu tempat
Peta tanah, menjelaskan tentang jenis-jenis tanah dan tingkat aktivitas manusia yang terjadi setiap hari.
Peta penggunaan lahan, menggambarkan bentuk penggunaan tanah yang ada hubungannya antara lingkungan geografi dan aktivitas manusia.
Berdasarkan objek yang dipetakan
Peta dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
Peta statis atau stationer adalah peta yang menggambarkan keadaan yang relative tetap atau jarang berubah. Misalnya peta jenis tanah, peta administrasi suatu wilayah desa atau perkotaan dan peta geologi.
Peta dinamis adalah peta yang isinya menggambarkan keadaan yang dinamis atau cepat berubah. Misalnya peta transmigrasi, peta urbanisasi, peta tata guna lahan dan peta perencanaan wilayah kota.
Berdasarkan bentuk
Peta dibagi menjadi 3 macam:
Peta timbul (peta relief), yaitu peta yang dibuat berdasarkan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya.
Peta dasar (peta biasa), yaitu peta yang dibuat pada suatu bidang datar misalnya pada kertas.
Peta digital, yaitu peta yang dibuat dengan menggunakan computer. Peta digital ditayangkan melalui monitor computer atau layar televise.
Komponen-komponen Peta.
Komponen peta digunakan untuk membantu pembacaan peta mengenai deskripsi potensi daerah serta deskripsi sesungguhnya. Pada umumnya komponen peta terdiri dari:
Judul peta, memuat isi peta. Judul peta hendaknya memuat informasi yang sesuai dengan isi peta sehingga memudahkan pengguna. Judul peta bisa bersifat administrative dan problematik.
Garis astronomis, untuk menentukan letak dari daerah yang ada dalam peta.
Inset, gambaran suatu daerah yang tidak terlihat dalam peta utama karena daerah tersebut terlihat kecil.
Garis tepi peta, alat bantu untuk menentukan bahwa gambaran pada peta apakah sudah pada posisi di tengahnya.
Sumber peta, wajib dituliskan agar keabsahannya dapat dipertanggungjawabkan.
Tahun pembuatan peta, harus dicantumkan karena untuk mengantisipasi perubahan data pada daerah yang digambarkan.
Arah mata angin, untuk mengetahui arah pada daerah yang digambarkan di peta.
Warna peta, untuk membedakan jenis daerah peta yang sesungguhnya pada peta
Legenda, untuk membantu dalam menjelaskan symbol-simbol dalam peta.
Lattering, tulisan dan angka-angka untuk mempertegas arti dan symbol-simbol yang ada.
Simbol peta, digunakan untuk mengetahui daerah sesungguhnya dengan tanda relevan.
Menurut bentuknya simbol peta dibedakan menjadi tiga, yaitu: simbol, titik, simbol garis dan simbol bidang.
Symbol titik adalah symbol yang digunakan untuk menggambarkan objek geografi berupa titik.
Symbol garis adalah symbol yang digunakan untuk dalam peta untuk menggambarkan fenomena geografi yang memanjang.
Symbol bidang adalah symbol yang digunakan dalam peta untuk menggambarkan suatu luasan tertentu.
Skala peta, merupakan hitungan mengenai perbandingan antara jarak dip eta dengan jarak di daerah sesungguhnya. Dalam ilmu geografi skala peta dapat dibagi menjadi:
Skala garis adalah skala yang digambarkan dengan menggunakan garis lurus dengan dibatasi jarak yang sama.
Rumus yang digunakan dalam skala garis adalah;

SP= MD/GD



Ket:
S : skala
MD : jarak pada peta
GD : jarak di lapangan



Skala numeric (angka) adalah skala yang ditulis dalam bentuk angka pecahan.
Skala verbal adalah skala yang dituliskan dengan kalimat. Pembuatan skala ini dipakai untuk jenis peta yang tidak menggunakan perhitungan matrik.
Proyeksi peta adalah cara pemindahan lintang/bujur pada lengkungan bumi ke bidang datar.
Fungsi peta
Adapun fungsi peta secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
Menyimpan informasi
Menunjukan posisi atau lokasi tempat di permukaan bumi
Mendeskripsikan bentuk dan pesebaran gejala di permukaan bumi
Memperlihatkan ukuran luas dan jarak di permukaan bumi
Menyajikan data tentang potensi suatu daerah
Menggambarkan keadaan fisik suatu wilayah
Menyajikan persebaran berbagai kenampakan social dan budaya
Menjadi alat penganalisis dan perencanaan dari suatu daerah
Mengetahui tingkat ketinggian maupun kemiringan suatu daerah
Mendeskripsikan sifat-sifat alam
Menjelaskan suatu luas dari daerah tertentu pada permukaan bumi beserta fenomenanya
Menganalisis hubungan timbale balik antara fenomena alam dengan masyarakatnya
Persyaratan peta
Agar peta dapat berfungsi dengan baik, maka harus memenuhi 3(tiga) syarat utama, yaitu:
Confrom adalah bentuk-bentuk bidang daerah, pulau, benua yang digambar pada peta harus sesuai dengan bentuk aslinya.
Equivalent adalah daerah-daerah atau bidang-bidang yang digambarkan harus sama luas dengan apa yang ada di alam.
Equidistant adalah jarak-jarak yang digambarkan pada peta harus tepat perbandingannya dengan jarak yang sebenarnya.
Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan
Membuat peta
Cara membuat peta diantaranya dengan menggunakan proyeksi peta. Proyeksi peta yaitu cara menggambarkan garis-garis parallel dan meridian dari permukaan bumi yang lengkung ke bidang datar.
Proyeksi dapat digolongkan berdasarkan sifat aslinya, bidang proyeksi dan kedudukan sumbu simetri/garis karakteristik bidang proyeksi sebagai berikut.
Berdasarkan sifat asli yang akan di pertahankan
Proyeksi equivalent yaitu luas daerah dipertahankan sama. Artinya luas daerah di atas peta sama dengan luas di atas muka bumi setelah dinaikan skala.
Proyeksi confrom yaitu sudut-sudut dan bentuk dipertahankan sama
Proyeksi equidistant yaitu jarak dipertahankan sama. Artinya jarak di atas peta sama dengan jarak di atas bumi setelah dikalikan skala.
Berdasarkan bidang proyeksi
Proyeksi azimuthal/zenithal, bidang proyeksinya adalah bidang datar, proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah kutub.
Proyeksi kerucut, bidang proyeksinya adalah kerucut, proyeksi normalnya cocok untuk memprokeysikan daerah miring.
Proyeksi silinder, bidang proyeksinya silinder, proyeksi normalnya untuk memproyeksikan ekuator.
Berdasarkan kedudukan sumbu simetri. Garis karakteristik bidang proyeksi.
Proyeksi normal, sumbu simetri berimpit dengan sumbu di bumi.
Proyeksi miring, sumbu simetris membentuk sudut dengan sumbu di bumi.
Proyeksi transversal, sumbu simetris tegak lurus dengan sumbu bumi.
Cara lain adalah selain proyeksi peta yang dapat dilakukan untuk membuat peta yaitu menggambar peta dengan sistem petak/grid, fotografis(foto), pantografis(alat pantografi) dan map Ograph (fotokopi)
Klasifikasi data, tabulasi, dan grafik, yaitu:
Klasifikasi data
Data teristris adalah data yang didapat dari observasi di lapangan secara langsung.
Data penginderaan jauh adalah data yang diperoleh dalam bentuk citra, baik citra foto maupun non foto.
Tabulasi data
Tabulasi data adalah kumpulan data baik berupa kuantitatif maupun kualitatif yang disusun secara sistematis dari urutan terbawah dalam jalur yang diberi garis pembatas. Cara penyusunan tabel berbeda-beda, antara lain:
Penyusunan secara alfabetis adalah penyusunan data atas dasar urutan abjad,
Penyusunan secara geografis adalah penyusunan data atas dasar kelompok-kelompok tertentu dalam geografi seperti pulau, propinsi dan kota,
Penyusunan secara besaran adalah penyusunan data atas dasar besarnya angka-angka data yang dikumpulkan.
Membuat Grafik
Grafik adalah suatu garis yang menjelaskan keadaan naik atau turunnya suatu hasil dari suatu daerah yang digambarkan dalam bentuk diagram.
Membaca peta untuk menjelaskan unsur-unsur geografi, faktor yang dapat dibaca pada peta antara lain kenampakan pokok, jarak, arah, lokasi dan ketinggian.
Metode Peta Tematik dengan Menggunakan Simbol
Metode Chorochomatic
Metode yang digunakan untuk menggambarkan peta statistik dengan data kualitatif dengan menggunakan media macam-macam warna untuk mewakilli sebaran data pada peta.
Metode Choroscheanatik
Metode yang digunakan untuk menggambarkan peta statistik dengan data kualitatif dengan menggunakan media macam-macam simbol untuk mewakili sebaran data pada peta. Simbol-simbol tersebut telah mewakili dari bentuk aslinya.
Metode Indec letters
Metode yang digunakan untuk menggambarkan peta statistik dengan data kualitatif dengan menggunakan media macam-macam simbol huruf besar untuk mewakili sebaran data pada peta. Setiap simbol huruf memiliki makna sesungguhnya pada daerah tersebut.


Metode Choropleth
Metode penggambaran peta dengan menggunakan warna yan bertingkat dalam menjelaskan daerahnya
Metode Dot
Adalah metode penggambaran data sistematik dnegan menggunakan titik.
Membuat Peta dengan Sistem Petak/dam
Kegiatan memperbesar atau memperkecil peta mengakibatkan skala peta berubah. Skala baru dapat dicari dengan menggunakan rumus:
JP= (PS asal)/(PS baru)×JP asal
Dengan:
JP =Jarak pada peta
PS =baru penyebut skala peta baru
PS =asal penyebut skala peta asal
JP =Asal jarak pada peta asal

Salah satu cara untuk memperbesar atau memperkecil peta adalah dengan menggunakan garis-garis bantu berupa garis vertikal dan horisontal. Langkah-langkah yang harus dilakukan:
Buat garis-garis vertikal dan horisontal pada peta dengan jarak yang sama antar baris sesuai dengan yang diinginkan sehingga membentuk banyak persegi.
Buat garis-garis vertikal dan horisontal pada kertas yang akan digunakan untuk menggambar peta tersebut.
Bila peta akan diperbesar dua kali lipat maka garis-garis vertikal dan horisontal pada kertas dikalikan dua dari garis-garis vertikal dan horisontal yang ada pada peta.
Bila peta akan diperkecil maka jarak antara garis-garis vertikal dan horisontal pada kertas dikalikan setengah dari garis-garis vertikal dan horisontal yang ada pada peta.
Beri tanda huruf A, B, C dan seterusnya pada tiap-tiap garis vertikal dan beri tanda angka 1,2,3 dan seterusnya pada tiap-tiap garis horisontal.
Gambarlah peta tersebut pada bidang yag telah disiapkan dengan menyesuaikan jarak dan bentuknya. Sebagai patokan buatlah titik-titik koordinat terlebih dahulu, selanjutnya buatlah garis yang menghubungkan antara titik koordinat tersebut.
Membuat Peta berdasarkan Hasil pengukuran jarak dan arah
Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat peta adalah sebagai berikut:
Pengukuran Jarak
Jarak ditentukan dengan menggunakan meteran. Dari pengukuran tersebut diperoleh data, data tersebut yang kita gambarkan pada kertas dengan skala yang sudah kita tetapkan terlebih dahulu.
Pengukuran Arah
Untuk menentukan arah digunakan kompoas. Pengukuran arah dengan kompas dimulau dari utara kompas sebagai 00 dan dihitung searah jarum jam sampai 3600. Besarnya arah daro 00 sampai 3600 yang dihitung searah jarum jam disebut azimuth atau magnetic azimuth. Penentuan arah dapat dilakukan dengan menggunakan dua model yaitu model bearing dan model Azimuth.
Model Bearing yaitu penentuan arah dengan menghitung besar sudut berdasarkan arah utara
Model Azimuth yaitu penentuan arah utara dengan menghitung besar sudut yang berdasarkan arah utara magnetis (arah utara yang ditujukan oleh alat kompas). Semua perhitungan sudut berpusat dari arah utara dan dihitung searah dengan jarum jam
Menentukan ketinggian
Unsur ketinggian dalam peta dapat dibaca langsung melalui simbol berikut:
Garis kontur yaitu garis pada peta yang menggambarkan tempat-tempat yang memiliki ketinggian yang sama.
Selain dari garis-garis kontur dapat pula diketahui tinggi suatu tempat dengan pertolongan titik ketinggian, yang dinamakan titik triangulasi. Titik triangulasi adalah suatu titik atau benda yang merupakan pilar atau tonggak yang menyatakan tinggi mutlah suatu tempat dari permukaan laut.